Pages

Selasa, 29 April 2014

Makalah TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan dalam (UU SISIDIKNAS No.20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan, spiritual keagamaan, pengendalioan diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut kamus bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata “didik” dan mend.apat imbuhan pe- dan akhiran –an, maka mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan yang mendidik. Secara bahasa, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
B.            Pengertian Pendidikan Islam
a.       Pendidikan islam menurut Dr. Mohd. Fadil al-Djamaly ialah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrahnya) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).
b.      Pendidikan islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad al-Thoumy al-Syaebani ialah usaha mengubah tingkah laku individudalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan alam sekitarnya melalui proses kependidikan.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa proses kependidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan di dalam kehidupan pribadinyasebagai makhluk individu dan social serta dalam hubungannya dengan alam sekitar. Di mana proses tersebut ada di dalam nilai-nilai Islami. Yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syari’ah dan akhlaq al-karimah.[1]
C.           Rumusan Tujuan Pendidikan Menurut Para Pakar
Upaya dalam pencapaian tujuan pendidikan harus dilaksanakan semaksimal mungkin, walaupun kenyataannya manusia tidak mungkin menemukan kesempurnaan dalam berbagai hal. Adapun pendidikan Islam mempunyai tujuan sendiri sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup yang digariskan Al-Qu’ran. Meski sumber gagasan perumusan tujuan pendidikan Islam sama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, para pakar pendidikan Islam membuat formulasi dengan redaksi yang tidak sama, meski substasinya sama.
a.    Ibnu Kaldun merumuskan bahwa  tujuan pendidikan Islam mencakup:
1.         Tujuan yang berorientasi ukhrawi yaitu membentuk seorang hamba agar melakukan kewajiban kepada Allah.
2.         Tujuan yang berorientasi duniawi yaitu membentuk manusia yang  mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan bermanfaat.[2]
b.  Menurut  al-Ghazali, tujuan umum pendidikan Islam tercermin dalam dua segi:
1.         Insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah.
2.         Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
c.    Menurut Abdur Rosyid, tujuan pendidikan Islam adalah:
1.    Mewujudkan insan yang mampu taqarrub pada Allah melalui pendidikan akhlak.
2.    Menciptakan individu yang memiliki pola piker yang ilmiah dan pribadi yang paripurna, yaitu pribadi yang dapat mengintegrasikan antara agama dengan ilmu serta amal saleh, guna memperoleh ketinggian derajat dalam berbagai dimensi kehidupan.
d.   Menurut Saleh Abdul Aziz  bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk mendapat keridhoan Allah dan mengusahakan kehidupan.
e.    Menurut Athiyah al-ibrasyi bahwa tujuan pendidikan Islam adalah:
1.    Pembentukan akhlaq mulia
2.    Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
3.    Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi pemanfaatkan.   Keterpaduan antara agama dan ilmu akan dapat membawa manusia kepada kesempurnaan.
4.    Menumbuhkan roh ilmiah para pelajar dan memenuhi keingian untuk mengetahui serta memiliki kesanggupan untuk mengkaji ilmu sekadar sebagai ilmu.
5.    mempersiapkan para pelajar untuk suatu profesi tertentu sehingga mudah mencari rezeki.
f.     Kursi Ahmad memberikan rumusan tujuan pendidikan Islam dengan redaksi berikut:
                 Education is mental physical and ,moral training and its aim to produce highly cultured men and women fit to discharge their duties as good human being and as worthy citizen of state.
                 “Pendidikan adalah suatu pendidikan mental, fisik dan moral ia bertujuan untuk menghasilkan pria dan wanita uang berkebudayaan tinggi, yang cakap melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai manusia dan warga negara yang berguna.”[3]
g.    Menurut hasil seminar se-dunia tentang pendidikan Islam di Islambad 1980 merumuskan tujuan pendidikan Islam sebagai berikut:
                 Education aims at the balanced growth of total personality of man through the training of mans spirit, intellect, the rational self, feeling and bodile sense. Education should, therefore, linguistic both individually and collectively and motivate all these aspect to ward goodness and attainment of perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, community, and humanity at large.
                 “Pendidikan seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia srcara total melalui pelatihan spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan dan panca indera. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya memberikan pelayanan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya meliputi aspek spiritual, intelektual, imaginasi, fisik, ilmiah, linguistic, baik secraa individu, maupun secara kolektif disamping memotifasi semua aspek tersebut kea rah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan. Tujuan utama pendidikan bertumpu pada terealisasinya ketundukan kepada Allah baik dalam level individu, komunitas dan manusia secara luas.[4]
D.           Tujuan Pendidikan dalam Perspektif Filosofis
Tujuan pendidikan bila dilihat dari segi filosofis, maka tujuan pendidikan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu:
1.      Tujuan teoritis yang bersasaran pada pemberian kemampuan teoritis kepada anak didik.
2.      Tujuan praktis yang mempunyai sasaran pada pemberian kemampuan praktis terhadap anak didik.
Filsafat pendidikan yang bertugas menemukan hakikat problem pendidikan akan berakhir pada penemuan masalah praktis yang ditelusuri dari masalah-masalah teoritis. Walaupun, tidak semua masalah praktis dapat dipecahkan oleh filsafat pendidikan, namun ruang lingkup tugas filsafat pendidikan berada pada permasalahan teoritis dan praktis kependidikan.
Bila tujuan pendidikan Islam diformulasiakan atau dalam kata lain dirumuskan maka yang harus kita ketahui lebih awal adalah bahwasanya tujuan pendidikan Islam merupakan cita-cita ideal yang mengandung nilai Islami terhadap proses kependidikan.
Rumusan tujuan pendidikan merupakan pencerminan dari penyusunnya, baik secara institusiaonal maupun individual. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dicita-citakan oleh penyusun akan mewarnai corak kepribadian atau mempengaruhi corak kepribadian dari anak didik yang hasil dari proses kependidikan tersebut. Dan setiap rumusan tujuan yang kita peroleh, pasti akan berbeda substansi nilainya.
 Sebagai contoh, Indonesia merupakan bangsa yang berfalsafah Pancasila, dan menetapkan tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat membanngun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Dari rumusan tersebut tampak jelas bahwa nilai-nilai yang dikembang-tumbuhkan terhadap pribadi peserta didik adalah nilai-nilai cultural bangsa Indonesia yang bercorak sosial-religius. Berbeda dengan Negara Amerika Serikat yang menjadi pelopor sistem demokrasi liberal di dunia yang mengetengahkan tujuan pendidikan serta memiliki efisiensi social dan kehidupan ekonomi yang bermutu. Sehingga jelas, bahwa corak rumusannya ialah agar manusianya terbentuk melalui proses pendidikan yang nantinya menjadi manusia yang berjiwa demokratis dan tata aturan.[5]
Dengan demikian tujuan pendidikan Islam ialah menanamkan makrifat atau kesadaran dalam diri manusia sebagai hamba Allah, dan kesadaran selaku anggota masyarakat yang memiliki tanggung jawab social serta menanamkan kemampuan manusia untuk mengelola , memanfaatkan alam ciptaan Allah sebagai kepentingan dan kesejahteraan manusia sebagai hamba Allah.
Jelaslah bahwa di dalam proses kependidikan yang dikehendaki oleh Islam, untuk mencapai tujuan akhir, nilai-nilai Islami akan mendasari dan member corak terhadap kepribadian anak didik pada masa dewasanya. Dengan kata lain, pendidikan Islam secara filosofis berorientasi pada nilai-nilai Islami yang bertujuan pada tiga dimensi hubungan manusia selaku “khalifah” di muka bumi, yaitu:
a.       Menanamkan sikap hubungan yang seimbang, selaras dengan Tuhannya
b.      Membentuk hubungan yang seimbang, harmonis dan selaras dengan masyarakatnya.
c.       Mengembangkan kemampuannya untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan ciptaan Allah sebai kesejahteraan untuk dirinya dan untuk sesamanya.[6]
E.            Kelebihan Tujuan Pendidikan Islam Dibandingkan Tujuan Pendidikan Non Islam
Menurut Hasan Langgulung, berbicara tentang tujuan pendidikan tidak dapat tidak mengajak kita berbicara tentang tujuan hidup. Sebab pendidikan bertujuan untuk memelihara kehidupan manusia.[7] Tujuan pendidikan sama dengan tujuan manusia. Manusia menginginkan semua manusia, termasuk anak keturunannya, menjadi manusia yang baik.[8]
Dengan menelaah formulasi tujuan pendidikan Islam dimuka dapat digarisbawahi bahwa terdapat dua sasaran pokok yang ingin dicapai oleh pendidikan Islam, yakni mewujudkan kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Hal ini menggambarkan bahwa rancangan system pendidikan Islam dapat merangkum tujuan hidup manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan.
Secara rinci, sisi kelebihan tujuan pendidikan Islam dibandingkan dengan pendidikan non islam bisa di jelaskan sebagai berikut:
1)             Tujuan pendidikan Islam itu bersifat fitrah, yaitu membimbing perkembangan manusia sejalan dengan fitrah  kejadiannya.
2)             Tujuan pendidikan Islam merentang dua dimensi, yaitu tujuan akhir bagi keselamatan hidup di dunia dan akhirat.
3)             Tujuan pendidikan agama Islam mengandung nilai-nilai yang bersifat universal yang tak terbatas oleh ruang lingkup geografis dan paham-paham (isme) tertentu.[9]
Dilihat dari sudut pandang ini tujuan pendidikan Islam berbeda dengan tujuan pendidikan umum yang didasarkan pada falsafah pendidikan produk pemikiran spekulatif dari nalar manusia. Kohnstam misalya, menggariskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membimbing anak mencapai tingkat kedewasaan rohani dan jasmani. Sedangkan Langeveld menyatakan bahwa tujuan pendidikan agar anak terbentuk kata hatinya.[10]
F.            Tujuan Pendidikan Islam Berdasar Komponen Sifat Dasar
Menurut Islam, dalam din manusia terdapat komponen-komponen sifat dasar (tabiat) yang berupa tubuh, ruh dan akal. Ketiga komponen ini memiliki hubungan sinergis dan integralis, artinya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tujuan pendidikan Islam perlu memperhatikan perkembangan tiga komponen itu secara terpadu dan harmonis.
Dengan menggunakan kerangka berfikir demikian,  Abdurrahman Saleh Abdullah mengklasifikasikan tujuan pendidikan Islam menkadi empat macam yang sama-sama mambutuhkan perhatian seimbang. Empat kelompok tujuan pendidikan Islam itu adalah sebagai berikut:
1.        Tujuan Pendidikan Jasmani (al- Ahdaf al- Jismiyah)
Dalam sebagian aspeknya, pendidikan Islam bertujuan untuk mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas kholifah dibumi, melalui pelatihan ketrampilan fisik. Beliau berpijak pada pendapat Imam nawawi yang menafsirkan “al-Qawi” sebagai kekuatan iman yang di topang oleh kekuatan fisik (Q.S. 2:247,8:60)
2.      Tujuan Pendidikan Rohani (Al-Ahdaf ar-Ruhiyah)
Pada sebagian aspeknya, pendidikan Islambertujuan untuk meningkatkan jiwa kesetiaan yang hanya kepad a Allah semata melaksanakan moralitas Islami yang diteladani oleh Nabi saw, dengan berdasarkan pada cita-cita ideal dalam Al-Quran (Q.S.3 :19). Indikasi pendidikan rohani adalah tidak bermuka dua (Q.S. 2:10), berupaya memurnikan dan menyucikan diri manusia secara individual dari sikap negative (Q.S.2:126). Inilah yang disebut dengan tazkiyah atau purifikasi dalam hikmah.
3.      Tujuan pendidikan Akal (al-Ahdaf al-‘Aqliyah)
Pada sebagian aspeknya, pendidikan Islam bertujuan mengarahkan intelegensi supaya menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah dan  menemukan pesan-pesan ayat-Nya yang membawa kepada keimanan kepada Allah. Tahao pendidikan akal ini adalah:
-            Pencapaian kebanaran ilmiyah ( ‘ilmu yaqien)
-            Pencapaian kebenaran empiris (‘ainul yaqien)
-            Pencapaian kebenaran metaempiris atau mungkin lebih tepatnya sebagai kebenaran filosofis (haqqul yaqien )
4.      Tujuan Pendidikan Sosial (al-ahdaf al-ijtima’iyyah)
Dalam sebagian aspeknya, pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian yang utuh baik roh, tubuh dan akal. Identitas individu disini tercermin sebagai “an-nas” yang hidup pada masyarakat plural.[11]
Dengan mengakomodasikan empat tujuan pendidikan di atas, pendidikan Islam akan bisa mengembangkan kepribadian peserta didik secara utuh. Ia bisa mengembangkan iman, cipta, rasa, dan karsa dan hati nurani.
G.           Tujuan Pendidikan Islam Sebagai Sebuah Proses
Pendidikan Islam sebagai sebuah proses memiliki dua tujuan, yaitu tujuan akhir (tujuan umum) yang disebut sebagai tujuan primer dan tujuan antara (tujuan khusus) yang disebut tujuan sekunder.[12] Tujuan umum hanya satu yaitu beribadah kepada Allah, untuk menegakkan syariat Allah. Ibadah menjadi tujuan penciptaan manusia. Manusia  tidak mungkin menegakkan syari’ah dalam sepanjang hidupnya dan Allah tidak membebani seperti ini, namun Allah membebani manusia dengan tugas lain, yaitu sebagai kholifah yang memelihara bumi.
Dalam proses kependidikan, tujuan akhir merupakan tujuan umum atau tujuan tertinggi yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan berbagai komponen tujuan yang akan dijadikan sarana untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Tujuan ini bersifat tetap, berlaku disegala tempat,waktu dan keadaan
Tujan akhir itu menurut kompleksitasnya, secara teoritis dapat dibedakan sebagai berikut:
a)      Tujuan Normatif merupakan tujuan yang harus dicapai berdasarkan kaidah-kaidah atau norma-norma yang mampu mengkristalisasikan nilai-nilai yang diinternalisasikan, misalkan:
1.      Tujuan Formatif yang bersifat memberikan persiapan dasar yang korektif
2.      Tujuan selektif yang bersifat memberikan kemampuan untuk membedakan hal-hal yang benar dan hal-hal yang salah
3.      Tujuan determinative yang bersifat memberikan kemampuan untuk mengarahkan diri kepada sasaran-sasaran yang sejalan dengan proses kependidikan.
4.      Tujuan integrative yang bersifat memberikan kemampuan untuk menterpadukan fungsi psikis (penyerapan terhadap rangsangan pelajaran pikiran perasaan kemauan ingatan dan nafsu) kea rah tujuan akhir proses kependidikan.
5.      Tujuan aplikatif yang bersifat memberikan kemampuan penerapan segala pengetahuan yang telah diperoleh ke dalam pengamalan
b)      Tujuan fungsional, tujuan ini bersasaran pada kemampuan anak didik untuk memfungsikan daya kognitif, afektif dan psikomotor dari hasil pendidikan yang diperoleh sesuai yang ditetapkan. Tujuan ini meliputi:
1.    Tujuan individual yang bersasaran pada pemberian kemampuan individual untuk mengamalakan nilai-nilai yang telah diinternalisasaikan ked ala pribadi dalam rupa perilaku moral, intelektual dan skill
2.    Tujuan social yang bersasaran pada pemberian kemmpuan mengamalkan nilai-nilai kedalam kehidupan sosial, interpersonal interaksional dengan  ornag-orang dalam masyarakat
3.    Tujuan moral yang bersasaran pada pemberian kemampuan untuk berperilaku sesuai denga tuntutan atas dorongan motivasi yang bersumberpada agama, dorongan social dan dorongan biologis
4.    Tujuan professional yang bersasaran pada pemberian kemampuan untuk mengamalkan keahliannya sesuai denga kompetensi.
c)      Tujuan operasional
Tujuan ini mempunyai sasaran teknis managerial yang meliputi:
1.         Tujuan umum atau tertinggi yang bersasaran pada pencapaian kemampuan optimal yang menyeluruh (integral) sesuai idealitas yang diingunkan.
2.         Tujuan intermediair yang bersifat sementara untuk dijadikan saran mencapai tujuan tertinggi.
3.         Tujuan partial yang bersasaran pada sesutau bagian dri keseluruhan aspek dan tujuan umum, yang berfungsi untuk memudahkan pencapaian tujuan umum.
4.         Tujuan incidental yang bersasaran pada hal-hal yang tidak direncanakan, akan tetapi hal-hal tersebut mempunyai kaitan dengan pencapaian tujuan umum. Tujuan ini bersifat lebih memperlancar pencapaian umum.
5.         Tujuan khusus yang bersasaran pada faktor-faktor khusus tertentu yang menjadi salah satu aspek penting dari tujuan umum yaitu memberikan dan mengambangkan kemampuan atau skill khusus pada anak didik sehingga mampu bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu yang berkaitan erat dengan tujuan umum. [13]
Tujuan antara pendidikan Islam merupakan penjabaran tujuan akhir yang diperoleh melalui usaha ijtihad para pemikir pendidikan Islam, yang karenanya terikat oleh kondisi locus dan tempus.[14] Tujuan ini dipengaruhi oleh perbedaan geografi dan kondisi perekonomian. Tujuan pendidikan menurut al-Qu’ran adalah mewujudkan manusia yang mengabdi dan shaleh, dan dalam mewujudkan manusia yang mengabdi dan saleh, ikut memberikan andil sekumpulan tujuan khusus seperti tujuan social dan intelektual dan lain-lain. Tujuan khusus bersifat relative sehingga dimungkinkan untuk di adakan perubahan dimana perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan selama tetap berpijak pada tujuan umum.
Terdapat tiga hal yang menjadi dasar penyusunan tujuan khusus pendidikan Islam:
a.       Kultur dan cita-cita suatu bangsa dimana pendidikan itu diselenggarakan
b.      Minat, bakat dan kesanggupan subjek didik.
c.       Tuntutan situasi, kondisi pada kurun waktu tertentu.[15]
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani mencoba memperjelas tujuan antara dalam pendidikan Islam ini dengan membaginya dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut
Tujuan individual, yaitu tujuan yang berkaitan dengan kepribadian individu dan pelajaran-pelajaran yang dipelajarinya. Tujuan ini menyangkut perubahan-perubahan yang diinginkan pada tingkah laku mereka, aktivitas dan pencapaiannya, pertumbuhan kepribadian dan persiapan mereka di dalam menjalani kehidupannya di dunia dan akhirat
Tujuan sosial, yaitu tujuan yang berkaitan dengan kehidupan sosial anak didik secara keseluruhan. Tujuan ini menyangkut perubahan-perubahan yang dikehendaki bagi pertumbuhan, memperkayapengalaman dan kemajuan mereka di dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Tujuan profesional, yaitu tujuan yang berkaitan dengan pendidikan sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai suatu aktivitas di antara aktivitas-aktivitas  yang ada di dalam masyarakat. [16]:



[1] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 14-17
[2] Zubaedi, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2012), hal.31.
[3] Ibid., hal.33.
[4] Ibid., hal.35.
[5] M. Arifin., Op cit,. hlm. 129-131
[6] M. Arifin., Op cit,. hlm.133-134

[7] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1977), hal. 49
[8] Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami: Integrasi jasmani, rohani, dan kalbu memanusiakan manusia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 76
[9] Jalaluddin, Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: konsep dan perkembangan pemikirannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 39
[10] Ibid
[11] Zubaedi,Op. Cit., hal.37.
[12] Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 113
[13] M. Arifin.op cit. hal. 125-128
[14] Toto Suharto, op.cit., hal. 113
[15] Zubaedi. Op cit., hal.39.
[16] Ibid, hal. 111-112

1 komentar:

Anonim mengatakan...

izin baca

Posting Komentar