Pages

Selasa, 15 Maret 2011

SESORAH


               Sesorah iku ngandharake gagasan, panemu, utawa informasi ana ing sangarepe wong akeh kanthi lesan. Supaya digatekake, sesorah kudu disampekake kanthi nengsemake.
               Patrape wong wasis guneman:
1.Solah bawane kang lumrah, tatag, lan ora kaku.
2.Ndeleng marang wong kang diajak guneman.
3.Nampa panyendu utawa usulan.
4.Solah bawane nengsemake.
5.Lancar gunemane.
6.Angen-angene logis.
7.Mumpuni utawa nguwasani apa kang dirembug.
8.Miwiti anggone micara menawa wis antuk palilah lan swasanane apik.
9.Urmat lan nuwuhake rasa paseduluran sarta ana prenesane utawa geguyone.
10.Gandhang swarane

Kang ora kena ditindakake nalika sesorah:
1.Ngadeg tanpa nggatekake papan panggonan.
2.Ngadeg kanthi lendhehan podium.
3.Ngadeg kaku, utawa kosok baline loyo ora ana greget.
4.Ngadeg kanthi sikil kang rapet, utawa kosok baline kanthi mbegagah.
5.Ngadeg kanthi lelambaran sikil siji.
6.Slaga kang digawe- gawe.
7.Ngguyu kanthi digawe- gawe.
8.Mbesengut.
9.Gugup.
10.Ndhingkluk , utawa kosok baline tansah tumenga(ndangak).
11.Ngobahake awak kanthi ora trep karo kang digunem.
12.Kukur- kukur.
13.Nglebokake tangan ing sak clana.
14.Ora nggatekake kang diajak guneman.

Minggu, 13 Maret 2011

Sejarah, Perkembangan, Jebakan & Pengaruh Facebook


Facebook bukan lagi menjadi hal asing bagi remaja, bahkan anak- anak SD pun sudah memiliki akun facebook atau yang biasa disebut FB ini. Penggunaan facebook akan membawa manfaat jika digunakan sebgaimana mestinya dan tidak berlebihan. Namun sadarkah bahwa facebook menimbulkan banyak madhorot bagi penggunanya?

Sejarah Facebook
Sedikit kita akan membahas tentang sejarah singkat lahirnya facebook. Gak lucu donk kalau tiap hari menggunakan facebook tapi gak tau sejarahnya.....
Facebook adalah jejaring sosial yang dibuat oleh Mark Zuckerberg pada tanggal 4 Februari 2004 dengan tujuan awal digunakan untuk komunikasi mahasiswa universitas Harvard. Namun lama kelamaan target penggunaan menjadi seluruh mahasiswa dan masyarakat umum di seluruh dunia. Awalnya facebook dengan situs www.facebook.com ini bernama thefacebook dengan situs www.thefacebook.com

Perkembangan facebook di Indonesia
               Indonesia menjadi the fastest growing country on facebook in Southeast Asia. Bagaimana tidak.....? Perkembangan penggunaan facebook di Indonesia pada tahun 2008 saja mencapai 645%. 700 ribu dari 150 juta orang pemakai situs yang mulai dibuka untuk umum pada tahun 2006 ini adalah orang Indonesia. Facebook menjadi situs ranking kelima yang paling banyak diakses di Indonesia.

Jebakan Facebook
1.Status palsu, gak penting, dan curhat.
Status memang berisi apa yang kita pikirkan atau kita lakukan, bisa juga dibilang uneg-uneg kita. Tapi apa sudah pasti bahwa status yang ditulis seseorang sesuai dengan keadaan sesungguhnya?
Kadang kita juga mendapati status yang gak penting seperti “Hujan nih”, “Ngantuk banget” atau lebih parahnya hanya menulis satu kata seperti “Aduh”, atau bahkan hanya satu huruf yang semakin tidak jelas maksudnya.
Facebook juga menjadi ajang curhat. Umumnya yang namanya curhat itu kan dengan orang yang sangat dipercaya yang diharapkan bisa memberi solusi terbaik. Lah ini....? Curhatan bisa dibaca semua orang. Waduh duh...
2. Album foto menampilkan foto spesial, tag orang yang tidak sopan, terbongkarnya kehidupan  seseorang di masa lalu.
Ini nih yang bahayanya terlihat sangat nyata. Telah marak juga penyalahgunaan foto di dunia cyber. Beberapa foto yang tidak kita inginkan juga dapat muncul karena tag teman. Foto yang menggambarkan masa lalu yang buruk juga dapat diketahui oleh orang lain.
3. Komentar tak terukur dan melanggar etika.
Komentar yang berlebihan tidak dapat dihindari. bahkan terkadang komentar- komentar tersebut kurang sopan dan melanggar etika.
4. Trend baru, koleksi foto lawan jenis.
Dengan adanya facebook, bukan hal yang sulit untuk mendapat foto orang yang kita inginkan. Hal ini dapat menjadi trend yang dinilai kurang sesuai dengan norma, terutama syariat Islam.

Pengaruh facebook
Beberapa pengaruh buruk facebook, utamanya di kalangan remaja diantaranya:
1.Kurangnya waktu belajar dan waktu berinteraksi dengan orang lain secara langsung.
2.Pola hidup menjadi tidak teratur karena lupa waktu
3.Buang-buang uang
4.Beredar kata-kata yang tidak semestinya disampaikan
5.Timbul kesalahpahaman
6.Timbul hubungan yang menjurus pada kemaksiatan
dll.

Solusinya....
Terus gimana donk mengatasinya? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan
1.Menjadikan Islam sebagai dasar dalam melakukan perbuatan
2.Menyesuaikan dunia maya dengan dunia nyata, semua ada konsekwensi dan etikanya
3.Menjaga dasar- dasar pergaulan lawan jenis dalam Islam (ghudul bashar, tidak ikhtilat, tidak khalwat, dan menjaga lisan
4.Hati-hati dengan data pribadi
5.pandai-pandai memilih teman
6.Tidak menggunakan facebook secara berlebihan untuk menghindari kecanduan
7.Bersikap baik, hindari konflik dan perdebatan

Selasa, 08 Maret 2011

WAWANCARA


Sering kali kita mendengar kata wawancara dan yang ada di benak kita pasti ada dua orang yang saling bertanya jawab. Perlu bagi kita untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan wawancara itu sendiri. Secara bahasa, wawancara diartikan sebagai berikut:
Wawan berarti lawan.
Cara berarti wicara atau bicara.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah kegiatan menggali informasi dari lawan bicara atau narasumber.
Narasumber biasanya orang yang ahli pada bidang tertentu atau orang yang mengetahui suatu masalah yang dibicarakan.
Yang darus dilakukan sebelum dan sesudah melakukan wawancara:
1. menentukan topik yang akan ditanyakan
2. menentukan tujuan wawancara
3. menyusun daftar pertanyaan
4. menentukan narasumber yang akan diwawancarai
5. membuat kesepakatan dengan narasumber tentang waktu dan tempat wawancara
6. melaksanakan wawancara
7. mencatat pokok-pokok informasi yang diperoleh  dari wawancara
8. menyusun hasil wawancara atau melaporkan hasil wawancara.

Jenis wawancara:
1. wawancara sertamerta: dilakukan secara spontan atau langsung.
2. wawancara dengan petunjuk umum: pewawancara membuat kerangka atau pokok-pokok materi yang akan ditanyakan terlebih dahulu
3. wawancara dengan daftar pertanyaan yang dibakukan: pewawancara    mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber dengan membacakan daftar pertanyaan yang sudah disusun.
Di antara ketiga jenis wawancara tersebut, yang dianggap paling efektif adalah wawancara dengan petunjuk umum, karena tidak kaku seperti wawancara dengan daftar pertanyaan yang dibakukan, namun tetap ada persiapan, tidak seperti wawancara sertamerta.
Petunjuk dalam proses wawancara:
1. Pendahuluan
               pewawancara membuat janji dengan narasumber.
2. Pembukaan
               Awalilah wawancara dengan pembicaraan ringan terlebih dahulu
3. Tahap inti
               Ajukan pertanyaan-pertanyaan secara sistematis, singkat, dan jelas.
4. Penutup
               Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan.
5. Pelaporan
               Buatlah laporan hasil wawancara dengan memperhatikan semua jawaban yang      diberikan narasumber
Seorang pewawancara hendaknya bersikap sebagai berikut:
1. bersikap sopan santun berbicara
2. tidak bersikap menggurui dan mengatur narasumber
3. berani tampil dan tidak minder
4. mengajukan pertanyaan sesuai dengan topik dan tujuan
5. mengajukan pertanyaan secara rinci dan lengkap
6. kreatif dalam bertanya
7. bertanya dengan jelas dan gaya bicara sesuai
8. mengatur intonasi dan mimik
9. penampilan wajar dan sopan
10. lancar dalam mengajukan pertanyaan
Model penulisan hasil wawancara:
1. dialog
               Hasil wawancara dituliskan dalam bentuk tanya jawab. Pertanyaan pewawancara dan                jawaban narasumber ditampilkan secara berurutan.
2. narasi
               Hasil wawancara dituliskan dalam bentuk esai narasi. Penulisan ini dilakukan secara                kronologis sesuai dengan urutan penyampaian pertanyaan dan jawaban narasumber.

Laporan hasil wawancara:
1. pendahuluan, yang meliputi:
               a. Latar belakang pelaksanaan wawancara
               b. Tujuan wawancara
               c. Nama instansi atau narasumber yang   diwawancarai
               d. Waktu dan tempat dilaksanakannya wawancara
2. Inti, yang meliputi:
               a. Informasi tentang berbagai hal sesuai dengan   pokok masalah yang telah direncanakan
               b. Uraian tentang analisis hasil waw
ancara

3. penutup, yang meliputi
:
               a. Kesimpulan
               b. Saran-saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan hasil wawancara:
1. penulisan hendaknya me
nggunakan ejaan dan tata bahasa baku
2. penulisan hendaknya tidak melakukan penafsiran yang terlalu jauh (berlebihan)
dari batas hasil wawancara
3. pilihlah informasi yang penting dan relevan dengan masalah yang dirumuskan
4. penulis hendaknya memelihara kerahasiaan dan menjaga nama baik narasumber

Contoh pertanyaan wawancara
Tema: produksi
Tujuan wawancara: untuk mendapat informasi mengenai produksi tahu
  • Sejak kapan mulai memproduksi tahu?
  • Apakah ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku pembuatan tahu? Dari mana biasa memperoleh bahan baku?
  • Dalam produksi, masih menggunakan cara tradisional atau sudah menggunakan mesin? Bagaimana proses pembuatannya?
  • Berapa banyak tahu yang bisa diproduksi dalam sehari?
  • Berapa jumlah karyawan yang berperan dalam kegiatan produksi?
  • Adakah kemampuan khusus yang harus dimiliki pekerja?
  • Kemana saja tahu itu didistribusikan?
  • Bagaimana teknik pemasarannya?
  • Berapa omzet tiap harinya?
  • Langkah apa yang anda lakukan untuk bisa bersaing dengan yang lain?

Kamis, 03 Maret 2011

CERPEN



Cerita pendek atau yang sering disebut cerpen merupakan karangan pendek yang berbentuk naratif.
Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia, yang penuh pertikaian, mengharukan atau menyenangkan, dsb. Cerpen yang menarik pasti mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan oleh pembacanya.
Ciri Cerpen:
1.  Cerpen memiliki alur tunggal, sehingga tidak boleh ada penyimpangan dalam alurnya.
2.  Cerpen memiliki satu tema
3.  Penggambaran watak tokoh dibuat secara sederhana
4.  Konflik yang terjadi tidak sampai mengubah nasib tokoh
Cerpen memiliki unsur intrinsik yang tidak berbeda dengan karya sastra pada umumnya. Unsur intrinsik karya sastra adalah:

a. Tema
Tema adalah gagasan utama yang menjalin struktur isi karangan.
Tema menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, seperti persahabatan, pendidikan, kasih sayang, kemanusiaan, dll.
b. Tokoh dan penokohan
Watak tokoh dapat dilukiskan dengan cara:
1. Analitik atau langsung: pengarang menyebut langsung watak tokoh dalam cerita.
2. Dramatik atau tidak langsung: pengarang mengungkapkan watak tokoh melalui jalan pikiran dan perasaan, cara berdandan, cara berbicara, tempat tinggal, ciri fisik, dan tanggapan atau reaksi tokoh lain.
Macam-macam tokoh:
1. Protagonis: tokoh yang memiliki karakter yang baik.
2. Antagonis: tokoh yang memiliki karakter tidak baik. Tokoh ini yang seringkali menimbulkan masalah bagi tokoh utama.
3. Tritagonis: tokoh yang menjadi penengah dan           cenderung berkarakter baik.
4.Tokoh utama: tokoh yang mendominasi cerita. Tokoh utama selalu ada mulai dari awal sampai akhir cerita.
5. Tokoh bawahan atau pembantu: tokoh yang keterlibatannya dalam cerita sedikit. Tokoh ini hanya sebagai pelengkap dalam cerita. Keberadaannya tidak berpengaruh pada alur.
c. Sudut pandang
Sudut pandang adalah kedudukan pengarang dalam cerita.
Macam-macam sudut pandang:
1. Orang pertama atau aku-an. Pengarang sebagai tokoh utama dalam cerita, sehingga tokoh utama disebut aku, saya. Cerita yang dikisahkan seolah-olah pengalaman sendiri.
2.Orang ketiga atau dia-an. Pengarang sebagai pencerita hanya mengisahkan pengalaman orang lain, sehingga tokoh utama disebut dengan dia, atau nama orang.
d. Alur/ plot
Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara berurutan sehingga membentuk cerita.
Macam-macam alur berdasarkan waktu:
a. alur maju: kejadian sekarang ke masa depan
b. alur mundur: kejadian dulu ke masa sekarang
c. alur campuran: gabungan alur maju dan mundur
Macam-macam alur berdasarkan hubungan antar tokoh utama (TU) dan tokoh tambahan (TT):
a. alur rapat: kejadian yang dialami TU dan TT berkaitan.
b. alur renggang: kejadian yang dialami TU dan TT berjalan sendiri-sendiri.

Tahapan alur:
1. pengenalan/eksposisi
2. penanjakan atau pemunculan masalah/konflik
3. klimaks atau puncak masalah
4. antiklimaks atau penurunan, masalah sedikit demi sedikit teratasi
5. peleraian atau penyelesaian (happy ending atau sad ending)
e. Latar/ setting
Latar/setting adalah gambaran tempat dan waktu serta suasana terjadinya cerita.
f. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah model bahasa yang digunakan pengarang dalam menyampaikan cerita


g. Suasana
Suasana yang dimaksud di sini adalah suasana hati pengarang saat menulis cerita
h. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis melalui cerita tersebut

Contoh Cerpen
Hadiah Terindah Untuk Ayah
Oleh: Zahra Zain
Rumah kontrakan ini masih sepi seperti biasanya. Tampak rapi dan bersih walau dengan perabotan seadanya. Rumah sederhana dengan 5 ruang ini ditinggali oleh seorang bapak dengan putrinya yang berusia 11 tahun.
            “Ibumu sekarang ada di tempat yang jauh. Mungkin suatu saat nanti kau akan bertemu dengannya”, begitulah jawab ayah setiap kali Rena, putrinya bertanya tentang sang ibu. Wajah ayah selalu menunjukkan kesedihan kala itu. Rena pun memilih untuk tidak bertanya banyak tentang ibunya. Toh hidup bersama ayah sudah membuatnya bahagia. Namun terkadang terbersit juga keinginan untuk melihat sosok ibunya, apalagi ketika melihat teman- teman di sekolahnya sedang bersama kedua orangtua mereka.
            Satu pesan ayah yang selalu Rena ingat. Ayah selalu berpesan agar Rena rajin belajar untuk meraih prestasi setinggi langit, berharap suatu saat bisa seperti ibu. Konon ibu adalah wanita yang sangat pandai. Sewaktu masih sekolah, banyak sekali perlombaan yang dimenangkannya. Beruntung sekali dulu ayah mendapat istri seperti ibu.
***
“Aku mau kasih apa ya buat ibu?”, celoteh salah seorang teman Rena di kelas.
Hari ini memang hari Senin. Hari baru setelah libur. Semangat baru akan hadir pada hari ini, namun tidak bagi Rena karena hari ini adalah hari ibu. Ingin rasanya ia lalui hari ini seperti anak- anak lain. Namun keinginginan tinggallah keinginan. Yang ada hanya harapan kosong. “Mungkin ini belum waktunya”, pikir Rena.
Pelajaran di sekolah berlangsung seperti biasa. Namun tetap saja ada pembahasan tentang hari ibu. Menyakitkan sekali bagi Rena. Jangankan memberi sesuatu, melihat wajah ibunya saja belum pernah. Lima menit sebelum pelajaran berakhir, wali kelas 5A membuka pembicaraan lain.
            “Dua minggu lagi akan ada olympiade matematika se-Jawa Tengah. Sekolah kita akan mewakilkan 2 orang untuk mengikuti olympiade itu. Jika dari kalian ada yang berminat boleh mendaftar ke saya agar bisa mengikuti seleksi dari sekolah yang akan dilaksanakan 4 hari lagi. Sekolah akan memilih 4 orang untuk dilatih khusus selama beberapa hari yang kemudian akan diseleksi lagi dan dipilih 2 orang untuk mewakili sekolah kita”, jelas wali kelas. “Rena, diharapkan kamu mendaftar juga ya?”, lanjutnya.
            “Iya, bu”, jawab Rena sopan.
            Semangat baru telah terlahir. Informasi dari wali kelas seakan membuka pintu harapan Rena. Ia pupuk lagi kepercayaan dirinya yang sempat hilang setelah kegagalannya dalam olympiade matematika tahun lalu. Pengalaman pertamanya mengikuti olympiade kala itu begitu membekas di hatinya. Begitu juga kegagalan yang ia dapatkan. Selama ini Rena menanti kesempatan kedua agar bisa menunjukkan ke ayah dan ke semua orang kalau ia bisa dan mampu. Ia juga berharap suatu saat akan bertemu ibunya dengan membawa keberhasilan.
            Empat hari menjadi waktu yang singkat bagi Rena karena hari- harinya diisi dengan belajar untuk mempersiapkan mengikuti seleksi yang diadakan sekolahan. Namun ia tetap tidak melupakan kewajiban- kewajiban lainnya.
            Di hari yang ditetukan ternyata peminat olympiade tidak terlalu banyak. Saingan Rena  ada 6 orang. Peluang cukup terbuka baginya walau belum pasti ia akan terpilih. Yang penting optimisme tinggi yang diimbangi dengan kemampuan. Itulah modal Rena saat ini.
            Seleksi tengah dilakukan. Soal demi soal dikerjakan Rena dengan sangat teliti. Langkah awal ini akan menentukan kedepannya. Kalau di seleksi ini gagal, pastilah tak ada harapan untuk maju ke olympiade.
            Satu jam kemudian hasil seleksi telah diumumkan. Ternyata Rena terpilih. Betapa bahagia hatinya. Satu langkah kini telah terlewati. Namun jalan masih panjang dan Rena harus terus melangkah ke depan. Itulah tekadnya.
            Berbagai prosesi dilewatinya. Pelajaran rela ia tinggalkan sementara waktu untuk fokus ke matematika. Walau berat namun Rena dan tiga temannya yang terpilih menjalaninya dengan senang hati. Ini semua mereka lakukan dengan tujuan yang sama, yaitu agar terpilih untuk mengikuti olympiade matematika mewakili sekolah mereka. Pepatah bilang, berakit- rakit ke hulu, berenang- renang ke tepian. Bersakit- sakit dahulu, bersenang- senang kemudian.
            Hari ketiga sebelum olympiade, dipilihlah 2 orang yang akan mewakili sekolah. Menanti pengumuman membuat Rena dag- dig- dug. Tidak sabar rasanya ingin tahu siapa saja yang terpilih berharap dirinya menjadi bagian orang- orang yang dipilih.
            “Keempat anakku yang saya banggakan, setelah beberapa hari ibu mengajar kalian secara khusus untuk mengikuti olympiade, bu guru mengamati ada dua orang dari kalian yang memang pantas untuk mengikuti olympiade matematika se- Jawa Tengah itu. Namun bagi yang belum mendapat kesempatan jangan berkecil hati karena masih ada kesempatan di hari lain. Jadi yang akan mewakili sekolah kita adalah Sarah dan Rena”, kalimat yang panjang dari guru pembimbing. Namun itulah kalimat yang mereka nanti.
            Tinggal selangkah lagi bagi Rena untuk mencapai apa yang diinginkan. Langkah terakhir ini adalah yang paling berat, namun Rena yakin kalau ia pasti bisa. Yang harus dilakukannya sekarang adalah belajar lagi di sisa waktu yang ada.
***
Sore yang indah di hari- hari yang indah. Sore itu Rena duduk di atas sebuah bangku rotan yang ada di teras rumah sambil melihat pemandangan di depan rumahnya di sela- sela kegiatan belajarnya. Tidak lama kemudian ayah kembali dari pekerjaannya sebagai kuli bangunan. Diciumnya tangan sang ayah. Ayah pun tersenyum untuk putri tercintanya ini sambil berusaha menyembunyikan wajah kelelahannya. Tanpa berkata, ayah duduk di kursi sebelah Rena.
            “Sepertinya kita harus pindah lagi”, kata ayah.
            “Kenapa, yah? Rena belum mau pindah. Perlombaan akan diadakan sebentar lagi”, Rena menolak.
            “Tapi kita harus pindah dalam waktu dekat ini”, ayah mendesak.
            “Tolong, yah. Penuhi keinginan Rena. Kita pindah setelah lomba ya?”, Rena memohon. Ayah tampak berpikir. Beliau mempertimbangkan ucapan putrinya itu.
            “Baiklah. Tiga hari setelah lomba kita pindah”, kata ayah.
            “Terimakasih, ayah”, kegembiraan tampak dari wajah Rena.
            Ayah masuk ke dalam rumah dengan meninggalkan senyum untuk putrinya. Namun dari wajahnya tampak sedang kebingungan. Rena sebenarnya menyadari hal itu, namun tak berani bertanya langsung berharap suatu saat ayah akan menjelaskan semua ini.
            Sebenarnya Rena kurang setuju dengan tindakan ayah yang sering pindah dari satu kota ke kota lain di pulau Jawa. Hal ini tentu mengganggu sekolahnya. Beruntung Rena cepat menyesuaikan diri. Kalau tidak, mungkin harapan tidak akan pernah terwujud.
            Besok adalah hari yang akan menentukan. Kalau kali ini Rena gagal berarti ini adalah kegagalan yang kedua. Namun tak ada kata menyerah dalam kamus kehidupan Rena. Kata menyerah hanya untuk orang- orang yang putus asa dan tidak punya daya juang. Dan itu bukan Rena namanya.
            Semua telah disiapkan dengan matang. Berbagai buku latihan soal dari perpustakaan sudah dicobanya. Berbagai rumus dan teori sudah dihafalnya di luar kepala. Tak lupa Rena selalu berdo’a agar yang diusahakannya ini membuahkan hasil yang tidak mengecewakan. Setiap usaha memang harus diimbangi dengan do’a. Itu sudah menjadi syarat utama. Usaha dan do’a.
            Sore berganti malam. Malam pun berganti pagi pertanda hari telah berganti. Hari yang dinanti itupun tiba. Berangkatlah Rena bersama satu temannya dengan didampingi guru ke tempat olympiade. Minder juga Rena ketika sampai di sana karena melihat pesaingnya tampak sangat pandai. Apalagi mereka dari sekolah- sekolah di kota, bukan dari sekolah pinggiran seperti Rena. Dikerjakannya soal- soal olympiade dengan teliti. Sebisa mungkin ia tenangkan pikirannya agar bisa mengerjakan dengan baik. Satu demi satu soal- soal itu dikerjakan. Ada..... saja soal yang memerlukan berfikir extra keras.
            Seusai mengerjakan, peserta dipersilahkan berkumpul untuk mendengarkan pembicara memberikan beberapa wejangan. Dua jam kemudian hasil sudah bisa dilihat. Entah apa yang digunakan sehingga mengoreksi pekerjaan ratusan peserta bisa dilakukan secepat itu. Pengumuman akhirnya dibacakan juga.
***
Betapa bahagia hati Rena membayangkan ayah yang tersenyum bangga atas kemenangannya dalam olympiade ini. Akhirnya Rena bisa mewujudkan harapan ayah, harapan yang sudah lama tidak terwujud. Juara 2 telah disabetnya.
            Perjalanan pulang ke rumah terasa sangat panjang. Tak sabar rasanya ingin segera menunjukkan piala ini ke ayah dan menceritakan semuanya. Namun betapa terkejut Rena setibanya di gerbang rumah. Dua mobil pilisi terparkir di depan. Tiga polisi berseragam lengkap berdiri di sana. Tidak lama kemudian tiga polisi lain keluar dari rumah Rena sambil membawa seseorang dengan borgol di tangannya. Sosok tubuh lelaki 35 tahun berbadan tinggi besar. Seseorang yang sangat Rena kenal. Seseorang yang sangat ia sayang. Ayah.......
            Kaki Rena seakan tak kuat lagi menahan tubuhnya. Bibirnya tak mampu lagi berucap. Hanya ada air mata yang mengalir deras di pipinya. Hatinya seolah hancur berkeping- keping melihat kenyataan yang ada di depannya. Peristiwa ini dilihat dengan mata kepala yang tak mungkin salah walau mata hati mengingkari.
            Seorang polisi mendekati Rena dan menunjukkan surat penangkapan. Dengan tenaga yang ada untuk menggerakkan tangannya, diterimanya surat itu.
            “Saudara Wisnu adalah pelaku pembunuhan yang sudah kami buru sejak 3 tahun lalu. Dia telah membunuh istrinya sendiri”, kata polisi tadi.
            Pembunuh?? Istrinya sendiri? Hatinya seolah tak percaya. Seorang yang dikenalnya sebagai seorang ayah yang sangat baik, yang sangat menyayangi keluarga ternyata seorang pembunuh. Pembunuh ibu Rena. Perbuatan biadab itu adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi.
 Kini ia tahu mengapa ayah tidak mau bercerita banyak tentang ibu. Setiap kali bercerita pun wajah ayah tampak sedih seakan menyesali sesuatu. Dan kini ia juga tahu mengapa tiap tahun ia harus mengikuti ayahnya pindah rumah dari satu kota ke kota lain. Ternyata ayah menghindari kejaran polisi.
Sirna pula harapan Rena untuk bertemu ibu di masa hidupnya. Ayah telah berbohong. Ayah membohongi Rena. Sakit sekali hati Rena karena ayah membohonginya. Sakit yang lebih dalam daripada kekecewaannya setelah mengetahui siapa ayah sebenarnya. Ayah selalu menasehati Rena banyak hal. Termasuk agar Rena menjadi anak yang baik, tidak pernah berbohong. Namun kenyataannya justru ayah membohongi anaknya sendiri. Kebohongan yang membuat Rena memiliki harapan kosong.
            Dengan langkah gontai Rena mendekati ayahnya yang akan dimasukkan ke dalam mobil polisi. Sejadi- jadinya ia menangis di dekapan sang ayah.
            “Ayah, Rena bisa seperti yang ayah inginkan. Lihat ini, yah”, kata Rena sambil menunjukkan piala yang ada di tangannya. Dilihatnya mata ayah berkaca- kaca menahan tangis. Baru kali ini Rena melihat ayahnya menahan air mata.
            “Maafkan ayah, nak”. Itulah kalimat terakhir yang ayah ucapkan sebelum masuk ke mobil polisi.
            Seburuk apapun ayah, ayah tetaplah ayah yang terbaik untuk Rena. Apapun alasan ayah membunuh ibu, Rena berusaha untuk bisa menerima walau sebanarnya hal itu sangat disesalkannya. Di usianya sekarang ini, Rena harus bisa menghadapi kehidupan yang amat pahit. Terkadang kehidupan memang tak seperti apa yang diharapkan. Namun itulah hidup.
            Mungkin piala kemenangan ini adalah hadiah terindah yang bisa Rena berikan untuk ayah. Dalam hati Rena bertekad untuk terus belajar meraih prestasi setinggi langit untuk mewujudkan harapannya dan harapan ayah. Ayah yang sangat dihormati atas segala kekurangannya.