Pantun berkait/seloka adalah pantun yang larik 2 dan larik 4 bait yang atas atau yang mendahuluinya (1) menjadi larik 1 dan 3 pada bait berikutnya (2). Seloka merupakan salah satu bentuk sastra lama.
Contoh seloka:
Warna merah menghias buku
Indah nian kian ku pandang
Anak kecil menangis sendu
Seharian ia tak makan
Indah nian kian ku pandang
Kalau boleh tentu ku mau
Seharian ia tak makan
Adakah besuk nasi dan lauk
Kalau boleh tentu ku mau
Namun sayang itu milikmu
Adakah besuk nasi dan lauk
Walau sekedar pengganjal perut
by: Zahra Zain
15 komentar:
gan contoh selokamu gak cocok gan
sesok maneh ojo di posting nek interne gan
BENDU
gak cocok dengan hati nuranimu atau dengan apa? okelah komen diterima. tp menurutku itu dah sesuai kaedah, wlo kurang enak diksinya, itu ku akui
udah bener kok sesuai kaidah...
alhamdulillah klo gitu. jadi gak ragu lagi
.............................
Cocok kok
sukurlah klo gitu
makasii
ya gk cocok lah..
Coba lihat sajaknya -_-
WAhhhh,,,,,,,,,,kren,,krennnn,,krennn,,,,
tingkyu tingkyu....
wih keren, boleh nanya temanya apa ya?
tema? aduh, apa ya? maaf, dulu bikinnya tanpa tema.
#plakk
Pesannya apa ya mba dalam pantun tersebut
kenapa sajak pantunnya tidak berarturan? Bukankah pantun harus memiliki sajak abab atau aaaa...
Posting Komentar